Selasa, 11 Agustus 2015

Potret 70 Tahun Bangsa Indonesia Merdeka


Agustus menjadi bulan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Ketika masuk di bulan ini, suasana terlihat berbeda di seluruh penjuru nusantara. Dihati setiap orang dihinggapi rasa bangga atas keberhasilan para pejuang yang telah meraih kemerdekaan. Kemerdekaan menjadi gambaran bahwa Indonesia bukanlah sebuah bangsa yang lemah, melainkan sebuah bangsa yang kuat. Waktu telah mencatat,  tanggal 17 Agustus 1945 ialah puncak dari ketangguhan bangsa Indonesia mempertahankan tanah airnya. Kini Dalam setiap hela napas anak negeri berhembus pahala bagi mereka para pahlawan.

Memperingati hari kemerdekaan sudah menjadi sebuah keharusan bagi setiap orang. Cara seperti itu merupakan bagian dari ungkapan rasa syukur, menghormati, sekaligus mengenang pengorbanan para pahlawan. Perayaan Hari kemerdekaan mendapat sambutan yang baik dari setiap warga Indonesia. Meskipun kemudian masih ada sebagian diantara kita yang tidak dapat merayakannya dengan penuh kebahagiaan, namun rasa nasionalisme tetap terpatri didalam dada. Ada banyak kegiatan yang dilakukan, seperti membuat perlombaan dan kegiatan lainnya yang dapat meramaikan hari jadi NKRI. Alun-alun jalan mendadak diramaikan dengan spanduk bertemakan kemerdekaan, dan ramai dijadikan tempat latihan baris berbaris masyarakat. Tetapi apakah perayaan hari kemerdekaan itu sebatas seremonial belaka.?

Saat ini generasi anak bangsa mendapat amanah yang berat untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan. Peringatan 17 Agustus bukanlah sebuah seremonial belaka, melainkan juga dapat membawa spirit baru demi kemajuan bangsa Indonesia. Bukan berarti 70 tahun Indonesia merdeka tidak ada sedikitpun kata kemajuan yang sudah dicapai. Hanya saja cita-cita luhur itu belum sepenuhnya terwujud dirasakan oleh masyarakat di seluruh pelosok nusantara. Oleh karena itu Kemerdekaan perlu diartikan bukan sekedar mengusir kolonialisme semata. Tetapi Melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa seperti niat didirikannya negara ini yang tertera dalam UUD 1945.

Tak dapat dipungkiri Potret sebagian bangsa Indonesia memang masih hidup dalam kemiskinan. Tetapi semangat kemerdekaan bukan berarti pula telah luntur di hati mereka. Rasa nasionalisme masih melekat didalam jiwanya, walaupun masih bertempat tinggal di sebuah gubuk yang hendak ambruk. Tidak ada sedikitpun tabungan modal yang dimiliki, melankan hanya tabungan cinta terhadap tanah air. Modal yang dimilikinya hanyalah ikhtiar dan semangat meskipun diantara kalangan mereka masih menggantungkan hidupnya kepada sampah. Tetapi mereka bukanlah sampah masyarakat, melainkan korban dari pemimpin yang telah mencuri kebahagiaan rakyatnya.
 
(Foto : asmadie.blogdetik.com)

Melindungi, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sudah menjadi tugas dan tanggung jawab negara. Saat ini cita-cita itu perlahan-lahan sudah terlunasi dan di terima oleh sebagian masyarakat Indonesia. Banyak diantara kita sekarang yang sudah mandiri, mendapat pendidikan, kesehatan, bahkan dapat bersaing ditataran dunia. Namun Terlepas dari itu semua masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam keterasingan. Sentuhan pemerintah masih langkah dirasakan bagi daerah hampir di seluruh pelosok negeri. Dari sudut yang lain budaya pelayanan seperti hukum, kesehatan maupun social masih terasa tebang pilih ketika di terapkan. Untuk memberantas hal seperti ini memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Rusaknya mental dan akhlak menjadi penyakit utama yang harus diperangi dalam jiwa. Apa lagi masih begitu banyak persoalan yang datang mengobrak-abrik tanah pertiwi.

Tetapi begitulah ciri dan tanda sebuah bangsa yang besar. Sebab bangsa yang besar selalu berdiri dan bangkit ketika berulang kali digoyang berbagai macam masalah. Tidak ada kemerdekaan yang diraih dengan situasi yang datar-datar saja. Semua butuh pengorbanan, usaha dan tekad yang kuat, apa pun permasalahan yang datang harus di hadapi karena masalah tak dapat kita hindari. Iwan fals dalam syair lagunya mengungkapkan bahwa "lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita bukan suatu alasan untuk kita tinggalkan". Artinya sepahit apapun yang kita rasakan bukan berarti harus meninggalkan negara ini. Apalagi menggadaikan negara yang sudah dibangun dengan penuh darah, air mata dan dalam kondisi yang sangat terpuruk.

Peringatan hari kemerdekaan perlu dijiwai bukan semata-mata untuk romantisme masa lalu saja. Kini 70 tahun negara ini di proklamirkan, bendera semakin mantap berkibar. Teguhkan hati demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang belum sempat di raih. Gapai kembali mimpi pendiri bangsa ini sehingga sampai pada kata sejahtera. Tidak ada lagi kata orang miskin dilarang sakit, buta huruf, kelaparan, tebang pilih, dan kesenjangan sosial lainnya seperti sebelum Indonesia merdeka.

Bangkitlah Indonesiaku..

Baubau 11 Agustus 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar