Senin, 29 Desember 2014

FILM SENYAP DITANAH BUTON



Ada banyak sejarah yang mengiringi pemerintahan di tanah pertiwi Indonesia. Salah- satu sejarah kelam yang melanda Indonesia terjadi pada tahun 1965 yaitu ditandai dengan peristiwa G-30S/PKI. Studi akademisi seputar peristiwa ini memang melahirkan banyak hipotesa yang bermuara pada dua versi, sehingga melahirkan banyak perdebatan. Baik versi yang membela PKI maupun yang menuduh PKI sebagai dalang dan harus bertanggung jawab akan kekacauan dimasa itu. Dalam Film “Senyap” yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer ini, mengkisahkan perjalanan tentang pembantaian jutaan manusia yang diduga sebagai penganut maupun simpatisan kelompok PKI.


Pemutaran film ini memang menuai kecaman oleh beberapa kelompok di berbagai daerah Indonesia. Wajar saja apabila alasan pelarangan ini dikarenakan belum dinyatakan telah lulus sensor. Akan tetapi sebuah pembodohan jika alasan yang dimaksud dikarenakan dapat membawa gaya baru komunis di Indonesia. gaya baru sebenarnya lebih cocok pada sebutan style masa kini dibanding sebuah ideologi. Bagaimana mungkin dapat mencegah aliran ini masuk kembali jika pandangan tersebut tidak diketahui.

Sebenarnya tidak ada yang perlu di takutkan ideologi komunis yang dulu pernah berkembang, akan bangkit kembali ketika kita membuka lembaran kisah perjalanannya. Saat itu ideologi ini dapat berkembang di Indonesia disebabkan kondisi pemerintahan yang belum stabil serta masyarakat yang masih sangat terpuruk. Sehingga isu yang dibawah komunis tentang penghapusan klas sosial maupun penghapusan kepemilikan pribadi menjadi daya tarik tersendiri dan diterima masyarakat. Sala satu variabel yang mempengaruhi kekuatan PKI saat  itu karena masih adanya politik aliran Blok Barat dan Blok Timur (Uni Sovet) yang berpemahaman komunis. PKI memliki jaringan internasional dan berhubungan bersama Uni Soviet sehingga menambah kekuatan dalam memasyarakatkan ideologinya.

Kini runtuhnya negara Uni Soviet menjadi pertanda bahwa ideologi Komunis telah mati karena dianggap gagal mengemban missinya. Seperti halnya Lenin ketika meruntuhkan rezim feodal Tsar, yang justru membawa sebagian rakyat Rusia sengsara dalam penderitaan batin dan pejabatnya hidup dalam kemewahan. Adapun terdapat negara-negara maju yang masih menggunakan ideologi ini, namun dalam prakteknya masih jauh dari mimpi Komunis. Cina misalkan, yang menerapkan konsep pasar bebas hingga saat ini. Banyak penganut aliran ini kecewa dan mulai meninggalkan ideologi komunis. Oleh karenanya, alasan pelarangan pemutaran Film senyap yang ditakutkan dapat membangkitkan kembali ideologi Komunis di Indonesia agak tidak relevan. apa lagi politik aliran dunia seperti yang disebutkan tersebutkan saat ini sudah memudar bahkan tidak ada lagi.

Karakter ideologi Komunis memang sedikit keras dalam mewujudkan cita-citanya. Tidak heran banyak kekacauan yang terjadi saat itu di indonesia. Perstiwa Madiun (Madiun Affair) bahkan G-30S/PKI menjadi catatan kekejaman PKI. Tidak heran pemerintah sangat serius untuk membersihkan indonesia dari gerakan PKI. Dimasa pemerintahan Orde Baru gerakan ini semakin gencar, bahkan apapun yang berhubungan terkait simbol-simbol PKI di lenyapkan. Dengan kekuatan militer, saat itu banyak para aktivis maupun simpatisan PKI ditahan. Sikap kekerasan bahkan pembantaian seperti yang di ceritakan pada film ini pun dilakukan. Padahal bisa saja di antara semua tahanan tersebut tidak murni bagian dari PKI.

Di era demokrasi seperti saat ini, memang memberikan angin segar bagi para bekas tahan politik PKI. Tetapi sebaliknya merupakan situasi muram yang memojokan militer ketika isu HAM menjadi perhatian khusus. Banyak pejabat militer yang disudutkan terhadap pelanggaran HAM yang kemudian di adili. Barangkali ini yang menjadi alasan dari kecaman pada film ini. Kini mereka bagi bekas tahan PKI menuntut perlakuan hukum atas pelanggaran HAM yang menimpah mereka. Apa pun alasanya, pembantaian sangat tidak wajar terjadi, ketika mereka dalam keadan tidak melawan apa lagi dalam keadaan tidak berdaya.

Saya memang belum pernah menonton film ini, namun membuat saya teringat akan cerita yang melanda tanah kelahiran saya di Buton, pulau yang berada di tenggara Sulawesi yang di CAP sebagai PKI. Ketika itu banyak tokoh masyarakat, maupun pejabat yang ditahan karena di tuding sebagai PKI. Petani yang mendapat bantuan pacul ikut diseret, padahal mereka bukan bagian dari PKI, melainkan hanya sekedar memenuhi kehidupan bertani mereka dalam menggantungkan hidupnya. Pada tahun 1969 hujan air mata mengalir ketika Kasim Bupati Buton di tangkap dan keluar dalam keadaan tidak bernyawa.

Penyebab meninggalnya Bupati Buton ketika itu menuai kontoversi. Keluarga maupun kerabat korban dilarang untuk melihat jasadnya. Bahkan seorang istri yang ditinggalkan pun tidak diperbolehkan untuk membacakan tahlil untuk mendoakan kepergian suaminya. Padahal mereka bukan bagian dari simpatisan maupun terlibat dalam gerakan komunis, mereka sebenarnya menjadi korban dari politik militer. Karena kekuasaan, alamat PKI di sandarkan kepada para pejabat mupun tokoh-tokoh masyarakat lainnya yang dianggap vokal. Akibat peristiwa Buton yang di PKI kan tersebut, banyak keturunan korban tersudutkan sebab hak asasi mereka di cabut, bahkan membuat terpuruk masyarakat Buton.

Dimasa pemerintahan Orde baru memang identik dengan masa militer. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia diberikan dua  fungsi sekaligus yang dikenal dengan sebutan Dwi Fugsi ABRI . Selain dalam mempertahankan kemanan dan kemanan negara, ABRI dapat juga  terlibat dalam gerakan politik di pemerintahan. Tidak heran jika saat itu kekuatan militer sangat mendominasi dari pemerintah pusat sampai kedaerah. Bahkan sampai ditingkatan desa pun dikuasai dan diduduki oleh kelompok militer. Sehingga tidak dapat dinafikan gerakan politik kekuasaan dengan meminjam kekuatan milter ketika itu sangat terasa.

Keberhasilan dalam memerangi partai komunis sebenarnya masih banyak meninggalkan luka. Menurut saya film senyap semestinya tidak menjadi persoalan untuk di tonton. Bisa saja Film tersebut dapat membuka tabir kebenaran terhadap pelanggaran HAM yang terjadi. Saya yakin, ada orang yang tidak bersalah dari sekian banyak tahanan  maupun menjadi korban pembantaian, seperti yang pernah terjadi di daerah saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar