Ada banyak
sejarah yang mengiringi pemerintahan di tanah pertiwi Indonesia. Salah- satu
sejarah kelam yang melanda Indonesia terjadi pada tahun 1965 yaitu ditandai
dengan peristiwa G-30S/PKI. Studi akademisi seputar peristiwa ini memang melahirkan
banyak hipotesa yang bermuara pada dua versi, sehingga melahirkan banyak
perdebatan. Baik versi yang membela PKI maupun yang menuduh PKI sebagai dalang
dan harus bertanggung jawab akan kekacauan dimasa itu. Dalam Film “Senyap” yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer ini, mengkisahkan
perjalanan tentang pembantaian jutaan manusia yang diduga sebagai penganut
maupun simpatisan kelompok PKI.
Pemutaran
film ini memang menuai kecaman oleh beberapa kelompok di berbagai daerah
Indonesia. Wajar saja apabila alasan pelarangan ini dikarenakan belum
dinyatakan telah lulus sensor. Akan tetapi sebuah pembodohan jika alasan yang
dimaksud dikarenakan dapat membawa gaya baru komunis di Indonesia. gaya baru
sebenarnya lebih cocok pada sebutan style
masa kini dibanding sebuah ideologi. Bagaimana mungkin dapat mencegah aliran
ini masuk kembali jika pandangan tersebut tidak diketahui.
Sebenarnya
tidak ada yang perlu di takutkan ideologi komunis yang dulu pernah berkembang, akan
bangkit kembali ketika kita membuka lembaran kisah perjalanannya. Saat itu ideologi
ini dapat berkembang di Indonesia disebabkan kondisi pemerintahan yang belum
stabil serta masyarakat yang masih sangat terpuruk. Sehingga isu yang dibawah
komunis tentang penghapusan klas sosial maupun penghapusan kepemilikan pribadi menjadi
daya tarik tersendiri dan diterima masyarakat. Sala satu variabel yang
mempengaruhi kekuatan PKI saat itu karena
masih adanya politik aliran Blok Barat dan Blok Timur (Uni Sovet) yang
berpemahaman komunis. PKI memliki jaringan internasional dan berhubungan
bersama Uni Soviet sehingga menambah kekuatan dalam memasyarakatkan
ideologinya.
Kini runtuhnya
negara Uni Soviet menjadi pertanda bahwa ideologi Komunis telah mati karena
dianggap gagal mengemban missinya. Seperti halnya Lenin ketika meruntuhkan
rezim feodal Tsar, yang justru membawa sebagian rakyat Rusia sengsara dalam
penderitaan batin dan pejabatnya hidup dalam kemewahan. Adapun terdapat
negara-negara maju yang masih menggunakan ideologi ini, namun dalam prakteknya
masih jauh dari mimpi Komunis. Cina misalkan, yang menerapkan konsep
pasar bebas hingga saat ini. Banyak penganut aliran ini kecewa dan mulai meninggalkan ideologi komunis.
Oleh karenanya, alasan pelarangan pemutaran Film
senyap yang ditakutkan dapat membangkitkan kembali ideologi Komunis di
Indonesia agak tidak relevan. apa lagi politik aliran dunia seperti yang
disebutkan tersebutkan saat ini sudah memudar bahkan tidak ada lagi.
Karakter
ideologi Komunis memang sedikit keras dalam mewujudkan cita-citanya. Tidak
heran banyak kekacauan yang terjadi saat itu di indonesia. Perstiwa Madiun
(Madiun Affair) bahkan G-30S/PKI menjadi catatan kekejaman PKI. Tidak heran
pemerintah sangat serius untuk membersihkan indonesia dari gerakan PKI. Dimasa pemerintahan
Orde Baru gerakan ini semakin gencar, bahkan apapun yang berhubungan terkait
simbol-simbol PKI di lenyapkan. Dengan kekuatan militer, saat itu banyak para
aktivis maupun simpatisan PKI ditahan. Sikap kekerasan bahkan pembantaian seperti
yang di ceritakan pada film ini pun dilakukan. Padahal bisa saja di antara semua
tahanan tersebut tidak murni bagian dari PKI.
Di era
demokrasi seperti saat ini, memang memberikan angin segar bagi para bekas tahan
politik PKI. Tetapi sebaliknya merupakan situasi muram yang memojokan militer
ketika isu HAM menjadi perhatian khusus. Banyak pejabat militer yang disudutkan
terhadap pelanggaran HAM yang kemudian di adili. Barangkali ini yang menjadi
alasan dari kecaman pada film ini. Kini mereka bagi bekas tahan PKI menuntut
perlakuan hukum atas pelanggaran HAM yang menimpah mereka. Apa pun alasanya,
pembantaian sangat tidak wajar terjadi, ketika mereka dalam keadan tidak melawan
apa lagi dalam keadaan tidak berdaya.
Saya memang
belum pernah menonton film ini, namun membuat saya teringat akan cerita yang
melanda tanah kelahiran saya di Buton, pulau yang berada di tenggara Sulawesi yang
di CAP sebagai PKI. Ketika itu banyak tokoh masyarakat, maupun pejabat yang
ditahan karena di tuding sebagai PKI. Petani yang mendapat bantuan pacul ikut
diseret, padahal mereka bukan bagian dari PKI, melainkan hanya sekedar memenuhi
kehidupan bertani mereka dalam menggantungkan hidupnya. Pada tahun 1969 hujan
air mata mengalir ketika Kasim Bupati Buton di tangkap dan keluar dalam keadaan
tidak bernyawa.
Penyebab
meninggalnya Bupati Buton ketika itu menuai kontoversi. Keluarga maupun kerabat
korban dilarang untuk melihat jasadnya. Bahkan seorang istri yang ditinggalkan
pun tidak diperbolehkan untuk membacakan tahlil untuk mendoakan kepergian
suaminya. Padahal mereka bukan bagian dari simpatisan maupun terlibat dalam
gerakan komunis, mereka sebenarnya menjadi korban dari politik militer. Karena
kekuasaan, alamat PKI di sandarkan kepada para pejabat mupun tokoh-tokoh masyarakat
lainnya yang dianggap vokal. Akibat peristiwa Buton yang di PKI kan tersebut,
banyak keturunan korban tersudutkan sebab hak asasi mereka di cabut, bahkan
membuat terpuruk masyarakat Buton.
Dimasa
pemerintahan Orde baru memang identik dengan masa militer. Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia diberikan dua fungsi sekaligus
yang dikenal dengan sebutan Dwi Fugsi
ABRI . Selain dalam mempertahankan kemanan dan kemanan negara, ABRI dapat
juga terlibat dalam gerakan politik di
pemerintahan. Tidak heran jika saat itu kekuatan militer sangat mendominasi dari
pemerintah pusat sampai kedaerah. Bahkan sampai ditingkatan desa pun dikuasai
dan diduduki oleh kelompok militer. Sehingga tidak dapat dinafikan gerakan
politik kekuasaan dengan meminjam kekuatan milter ketika itu sangat terasa.
Keberhasilan
dalam memerangi partai komunis sebenarnya masih banyak meninggalkan luka. Menurut
saya film senyap semestinya tidak
menjadi persoalan untuk di tonton. Bisa saja Film tersebut dapat membuka tabir
kebenaran terhadap pelanggaran HAM yang terjadi. Saya yakin, ada orang yang
tidak bersalah dari sekian banyak tahanan maupun menjadi korban pembantaian, seperti
yang pernah terjadi di daerah saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar