Indonesia adalah negara kepulauan yang
sangat beragam akan suku dan bangsa. Keberagaman ini dapat mejadi sebuah kekayaan
tersendiri bagi indonesia, jika dapat di kelola dengan baik dan selalu berjalan
beriringan. Namun akan menjadi sebuah malapetaka bagi indonesia jika perbedaan
tersebut menjadi sebuah permasalahan yang tidak dapat di tuntaskan. Sejarah mencatat bahwa, bangsa Indonesia selalu di perhadapkan
dengan konflik internal yang bersumber dari perbedaan Ideologi.
Sejak kemerdekaan, sistem politik indonesia
mendapatkan persoalan yang begitu pelik dalam mempertahankan konsep persatuan
dan kesatuan. Partai politik yang di percaya menjadi sebuah sarana yang dapat mengakomodir
kepentingan masyarakat pun dilanda dengan sebuah pertarungan ideologi. Kita catat
beberapa ideologi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi indonesia yang
terselubung pada paham Nasionalis,Komunis,Islamisme
dan Militerisme.
Paham Nasionalisme dikenal dengan menumbuhkan jiwa patriotosme sebagai bentuk kecintaan terhadapa tanah air
dengan menjujung konsep persatuan dan
kesatuan. Komunisme adalah
sebuah aliran pemikiran sosialis radikal Marxisme-leninisme dengan melakukan
pembebasan manusia dari keterasingan pekerjaan ataupun pengahpusan kelas sosial
bahkan merujuk pada pengahapusan kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan
kolektif demi menyelamtkan negara dari kesengsaraan rakyat. Islamisme berpegangan pada penegakan nilai-nilai islam
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan sebuah kecelakaan sejarah politik di
indonesia bahwa Militer dapat mengambil peran dan mempengaruhi suhu perpolitikan Indonesia dengan membawa semangat
keutuhan dan keamanan negara menjadi senjata
utamamanya.
Pergolakan Ideologi partai politik sangat bgitu terasa saat itu di masa pemerintahan Orde lama maupun di masa kepemimpinan Orde Baru. Pergolakan tersebut menandakan begitu pentingnya sebuah ideologi dan begitu bermaknanya dalam setiap nafas perjuangan politik masyarakat yang akan di bawah ke system pemerintahan. Akan tetapi sejarah kelam pernah melanda perpolitikan Indonesia akibat dari pertarungan ideologi tersebut yang di tandai dengan persitiwa G30S/PKI. Namun sejarah tersebut menggambarkan kita bahwa ideologi saat itu menjadi sebuah roh dan identitas partai yang sangat berpengaruh dalam mewakili aspirasi politik msyarakat dalam perjuangan partai politik.
Pergolakan Ideologi partai politik sangat bgitu terasa saat itu di masa pemerintahan Orde lama maupun di masa kepemimpinan Orde Baru. Pergolakan tersebut menandakan begitu pentingnya sebuah ideologi dan begitu bermaknanya dalam setiap nafas perjuangan politik masyarakat yang akan di bawah ke system pemerintahan. Akan tetapi sejarah kelam pernah melanda perpolitikan Indonesia akibat dari pertarungan ideologi tersebut yang di tandai dengan persitiwa G30S/PKI. Namun sejarah tersebut menggambarkan kita bahwa ideologi saat itu menjadi sebuah roh dan identitas partai yang sangat berpengaruh dalam mewakili aspirasi politik msyarakat dalam perjuangan partai politik.
Hanya saja pergolakan ideologi partai
politik di masa reformasi saat ini tidak begitu
terlihat di tubuh partai politik. Partai politik nampak kering akan
sebuah ideologi sebagai sandaran
perjuangannya. Ideologi hanya menjadi sebuah rangkaian kata filosofi indah
semata yang di bungkus sebaik mungkin. Bahkan sebagaian politkus saat ini
mengaggap bahwa ideologi bukan lagi
sesuatu yang di pilih dalam pertarungan politik. Harta, tahta dan kekuasaan menjadi daya tarik
utama sebagai garis perjuangan maupun dalam mendirikan sebuah partai politik. Tidak
heran jika praktik suap, sogok,menyogok,korupsi dan penyakit masyarakat lainya
di pertontonkan ketika menjadi wakil rakyat.
Fenomena tersebut justru akan
melahirkan mayoritas masyarakat yang serba kekurangan serta segelintir
masyarakat yang menikmati keuntungan (Kapitalisme). Yang kaya semakin kaya, dan
yang miskin semakin miskin akan
melahirkan di tengah-tengah masyarakat gap sosial-ekonomi tentunya sangat berpotensi
akan mendorong lahirnya gerakan sosial. Tuntutan keadilan, serta pemerataan,
penghapusan kelas yang sangat di gemari kaum komunis kemungkinan akan hadir
kembali dalam kondisi bangsa yang semakin carut-marut seperti saat ini. Politik
kekerasan pun sebagai bentuk perlawanan dalam meneriakan persamaan hak dapat
menimbulkan tindakan represif serta menggangu ketertiban dan keamanan.
Berangkat dari hal tersebut ancaman terhadap
keamanan dan ketertiban akan menjadi sebuah tantangan besar bagi Indonesia
ketika permasalahan ini terus menerus terjadi. Konidisi seperti ini akan
membuat masyarakat kembali merindukan
sosok militer utuk di butuhkan dalam sistem penyelenggaraan negara. Oleh karena
itu jika posisi seperti ini terus menerus terjadi, maka tidak menutup
kemungkinan dapat mengulang kembali peristiwa perseteruan antara ideologi
komunis dan militer seperti persitiwa G30S/PKI tahun 1965 yang penuh dengan
pertumpahan darah.
Hal ini kurang di sadari oleh pelaku
politik praktis sekarang ini. Tidak adanya sebuah garis perjuangan yang jelas
dalam mewakili aspirasi masyrakat menjadi kondisi partai politik semakin carut
marut. Pertarungan partai pun tidak jelas arah perjuangan apakah antara
ideologi ataukah semata-mata hanya mencari kedudukan dan kekuasaan semata.
Sebab tidak banyak saat ini banyak partai politik mengabaikan persoalan ideologi
tersebut. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya figur yang di tawarkan
partai politik untuk di pilih tidak memiliki latar belakang yang jelas.
Kebanyakan di antara mereka di pungut dari kalangan yang memiliki harta berlimpah atau sebatas tenar semata. Sistem
recruitment dalam rangka melakukan
pembinaan tersebut tidak di lakukan,
sebab calon yang di usung tersebut mayoritas bukan dari kader yang berproses di
partai itu sendiri yang ideologi
perjuangannya perlu di pertanyakan.
Bagaimana mungkin sebuah misi
perjuangan umat dan bangsa dapat terjadi sementara partai politik tersebut
mengubur ideologi perjuangannya. Ketika ideologi tersebut tidak kokoh maka
nafas perjuanganpun tidak akan tersusun dengan rapi dan pasti tidak akan
berakibat baik bagi masyarakat maupun negara. Sementara Allah SWT menjelaskan
dalam firmannya bahwa “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berjuang di jalannya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan
seperti bangunan yang tersusun kokoh” (Qs.Ash Shof : 4). Oleh karena itu
sangat begitu penting bagi partai politik untuk tetap konsisten dalam
menjalankan ideologinya. Apa lagi pandangan
yang di anutnya tersebut
senantiasa berada di bawah garis
kebenaran yang bermanfaat baik bagi masalah keumatan maupun memperbaiki kondisi
kebangsaan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar